SIMALUNGUN _ DPD Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Kabupaten Simalungun, mengadakan webinar menyambut datangnya Ramadhan dengan tajuk Tarhib Ramadhan Optimalisasi Produktifitas dan Kreatifitas Kader dan Pengurus IPEMI Kabupaten Simalungun Di Bulan Ramadhan.
Tarhib yang diikuti Ketua IPEMI Kabupaten Simalungun Hj Hidayah Herlina Gusti, Para Kader, Pengurus BKMT dan IPEMI Kabupaten Simalungun, yang diikuti ratusan peserta dari kalangan ibu-ibu, remaja hingga anak-anak, Pada Minggu (18/03/2023).
Tarhib Ramadan yang disampaikan oleh Ketua IPEMI Kabupaten Simalungun Hj Hidayah Herlina Gusti yang juga Anggota DPRD Sumut Fraksi PKS, mengandung pesan yang cukup mendalam.
BACA JUGA :Β Tekan Inflasi Jelang Bulan Suci dan Idul Fitri, Pemkab Simalungun Siapkan Rencana Strategis.
Riuh. Marak. Asyik. Sorak. Gembita dalam beribadah. Mungkin kata-kata di atas sedikit lebay, tetapi itulah kenyataannya. Ramadhan dapat sambutan yang sangat meriah, tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia yang di dalamnya berdiam umat Islam.
Ibadah dalam bahagia. Inilah ibadah yang disambut dengan gagap gembita. Puasa yang senyap dan sepi, tetapi disambut dengan riang gembira. Puasa yang menakutkan, karena menahan lapar dan haus, tetapi disambut dengan lapang dada. Seperti pengantin, ia ditunggu kehadirannya dengan senyum lebar. Laksana kehadiran air di gurun sahara, bagi mereka yang dahaga. Ucap Bunda Hj Hidayah.
“Saking bahagianya, Masyarakat Indonesia menyambutnya dengan berbagai kegiatan dan aktifitas. Hal ini dapat dilihat dari berbagai istilah yang dikenal dalam masyarakat Indonesia.
“ada, Tarhib Ramadhan, Punggahan, Megibung, Padusan, Jalur Pacu, Nyorog, Malamang, Dugderan, Meugang, Dandangan, Balimau, Perlon Unggahan, Ziarah Kubro, Suroβbaca, Megengan, Nyadran, Gebyar Ki Aji Tunggal dan beberapa istilah lainnya yang dikenal masyarakat luas saat menjelang bulan suci Ramadhan.
Banyaknya istilah yang tersiar menandakan Ramadhan adalah bulan istimewa bagi masyarakatnya. Hal tersebut adalah hal positif, apalagi kegiatan-kegiatan tersebut bagian dari syiar menghidupkan Ramadhan.
Kegiatan yang yang dilakukan masyarakat muslim masih dalam batas kewajaran dalam syariat Islam, tidak ada hal aneh-aneh, yang dianggap nyeleneh. Atau masih dalam akulturasi nilai-nilai dari masa dulu ke masa kini. Kata Hj Hidayah Herlina.
Lebih lanjut Hj Hidayah mengatakan, “Orang awam (masyarakat umum) dulu agak aneh menyebut istilah shaum, karena yang dikenal adalah puasa, tapi sekarang ia menjadi hal yang keren. Shaum. Dulu tidak akrab dengan istilah qiyamullain, tetapi lebih dikenal bangun malam atau tahajjut, tetapi sekarang menjadi kata yang biasa.
Demikian dengan istilah-istilah lainnya. Bahasa akan terus merebut hati siapa saja, sepanjang ia mengakrabinya dan unik didengarkannya.
Kemudian Kata Hj Hidayah, “Di Indonesia, beberapa tahun terakhir kita dengar istilah baru ketika fajar Ramadhan akan datang bertandang yaitu “Tarhib Ramadhan”.
“Kata ini bukan dari bahasa daerah yang berada di Indonesia, tetapi berasal dari bahasa Arab, seperti kata shaum dan shalat. Bukan seperti kata sembahyang dan puasa yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat Indonesia.
BACA JUGA :Β Jelang Bulan Suci Ramadhan, SMP Negeri 2 Tanah Jawa Peringati Isra’ Mi’raj 1444 H.
Tarhib Artinya penyambutan. Kata ini dalam bahasa Arab digunakan untuk sambutan, sambutan apa saja. Maka kata Tarhib adalah ungkapan selamat datang atas kedatangan seseorang, atau kehadiran sesuatu yang indah. Sama dengan ungkapan “Marhaban”. Yaitu “Aku sambut engkau dengan penuh kelapangan hati dan pikiran, juga aku sambut engkau dengan seluruh jiwa dan ragaku”.
“Tarhib Ramadhan. Adalah menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati, dengan tangan terbuka, dengan penuh kebahagiaan baik jiwa dan raga. Tandas Hj Hidayah Herlina.
Kegiatan Tarhid Ramadhan yang dilaksanakan IPEMI dan juga masyarakat muslim yang mengikuti kegiatan tersebut, diramaikan dengan berbagai acara perlombaan, seperti sepeda hias, sholawatan dan lain sebagainya.
Menyambut Ramadhan bukan untuk leha-leha, atau berhura-hura, atau bersorak-sarai, atau gagap gembita seperti menyambut artis. Ia datang untuk disyukuri. Ia datang untuk disambut dengan berbagai keindahan untuk mengajak segenap umat Islam melaksanakan ibadah puasa.
Karena itu, sudah sepatutnya umat Muslim menyambut Ramadhan dengan suka cita. Sebab, Bulan Ramadhan merupakan ladang pahala karena diwajibkan berpuasa sebulan penuh. Ramadhan juga bulan penuh ampunan dan diturunkannya Alquran.
Baca juga :Β Sambut Bulan Ramadhan MTs Negeri 3 Simalungun, Gelar Acara Punggahan dan Berikan Santunan.
Kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman:
{ΩΩΨ§ Ψ£ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ’Ω ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΨ΅ΩΩΩΩΨ§Ω Ω ΩΩΩ ΩΨ§ ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΨΉΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΨͺΩΨͺΩΩΩΩΩΩΩ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Melalui ayat ini Allah Swt. ber-khitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah.
Allah menyebutkan, sebagaimana puasa diwajibkan atas mereka, sesungguhnya Allah pun telah mewajibkannya atas umat-umat sebelum mereka. (A.01)