SIMALUNGUN – Permasalahan lahan di Huta VII Sukajadi (Batu Lonting) Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, kembali memanas, warga Sukajadi yang selama ini sudah terusik dan sudah sangat kesal, didatangi sejumlah oknum yang mengaku dari pihak kehutanan, alhasil warga naik pitam, hingga sejumlah oknum tersebut yaris diamuk massa. Pada Minggu (18/11/2024).
Dari keterangan warga berinisial PN, Ia menceritakan, “ada sebuah mobil hitam datang, dan bertanya kepada kami mencari rumah gamot, kemudian kami jawab dengan baik ini gamotnya.! Jawab PN.
Baca Juga : CV Barita Doloksaribu Buka PKS Di Nagori Tangga Batu, Warga Antusias Menyambutnya.
“Kami bertanya balik, Bapak dari mana, dari kehutanan, jawabnya, urusan apa tanya kami balik, mau melihat batas..jawabnya lagi,..! Kalo begitu pak masuklah kerena uda gerimis… Ia.. Mau menutup pintu mobil jawabnya… Eh… Tak taunya lari bersama mobilnya, kami curiga lalu oleh warga lainnya kami kejar, setelah dapat, kami interogasi ternyata utusan dari keluarga Tarianus. Kata warga tersebut.
Tak lama kemudian warga yang lain berdatangan, sehingga suasana semakin tak terkendali, sehingga berbagai pertanyaan dimelontarkan “siapa yang menyuruh kalian kemari.. Tanya warga kepada oknum tersebut, salah satu dari mereka ada yang menjawab Pangulu..!
Atas jawaban tersebut, warga Huta VII yang selama ini uda kesal dengan Pangulu Bosar Nauli makin emosi sehingga kericuhan terjadi.
Tak lama berselang utusan kuasa hukum Tarianus yaitu Dadang Pramono mantan anggota DPRD Simalungun datang ke lokasi.
Kedatangan Dadang Pramono untuk memperjelas kepada warga Huta Sukajadi, Ia menjelaskan kehadiran sejumlah oknum yang sejak awal bersamanya, hanya saja Beliau menunggu di rumah Pangulu dan ke 6 oknum inilah yang mendatangi lokasi, yang kemudian dihadang warga.
Situasi makin memanas, kerena warga yang selama ini sudah terusik dan sudah sangat kesal dengan pihak Tarianus yang ingin merebut lahan warga, sehingga penjelasan yang disampaikan Dadang tak lagi dihiraukan, setelah berdebat cukup panjang akhinya puluhan warga memutuskan untuk mendatangi rumah Pangulu Bosar Nauli, kerena warga mengangap Pangulu Bosar Nauli tak berpihak kepada masyarakatnya.
Setibanya di rumah Pangulu Bosar Nauli, kemarahan warga tak terbendung, warga yang kesal melempari rumah pangulu dengan telor busuk dan kotoran babi, seraya berkata kasar, hal itu dilakukan warga karena mereka menganggap Pangulu Bosar Nauli tak berpihak kepada warga masyarakat Huta VII Sukajadi. Ungkap salah satu emak-emak br Sianturi.
Sementara Pangulu Bosar Nauli Heppy Sidauruk mencoba menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan warga kepadanya, namun warga yang sudah kesal jawaban Pangulu justru menjadi bahan olokan warga.
Situasi dirumah Pangulu mulai mereda setelah, Kanit Reskrim Polsek Tanah Jawa Iptu V. situmorang hadir bersama beberapa personil ke lokasi rumah Pangulu Bosar Nauli.
Kanit menerangkan kepada warga agar tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, “Bapak ibu bubar masalah bapak ibu akan kita bicarakan dan akan kita mediasi, jangan hanya menuruti emosi, bapak ibu yang rugi, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin dan hati yang tenang. Kata Kanit.
Selanjutnya warga yang sudah diberikan penjelasan oleh kanit reskrim Polsek Tanah, berangsur tenang, ditambah lagi Dadang Pramono yang diberi kuasa oleh Keluarga Tarianus berjanji kepada warga tidak akan mengusik ketenangan warga Sukajadi, warga beranjak pulang meninggal rumah pangulu Bosar Nauli. (Tim)
Editor Redaksi : A01