SIMALUNGUN _ Tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan tanaman baru yang sudah tumbuh, namun tanaman tersebut sangat membutuhkan perawatan yang sangat ekstra agar dapat mengasilkan buah yang baik. Periode TBM dimulai dari tanaman yang baru dipindahkan ke lahan sampai tanaman sudah bisa diketegorikan sebagai tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman muda tersebut harus terhindar dari berbagai penyakit agar dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang baik.
Namun Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM) yang berada di afdeling II (Dua) PTPN IV Unit Tinjowan yang terletak di 2022 E, Terkesan dibiarkan di kelilinggi ternak β ternak lembu, sehingga berpotensi akan mengalami banyak gangguan dalam pertumbuhannya, dan akan menimbulkan banyak penyakit pada tanaman pokok sawit seperti penyakit Ganoderma.
Penyakit Ganoderma (Penyakit Busuk Pangkal Batang/PBP) pada tanaman kelapa sawit masih sangat memerlukan perhatian. Sebagai penyakit tular tanah dan udara, secara teoritis penyakit ini dapat menyebar melalui sentuhan akar tanaman sakit dan sehat, basidiospore terbawa oleh tanah dan kotoran ternak, bagian tanaman mati sebagai sumber penyakit di sekitar kebun, inang alternative serta serangga sebagai vector. Serangan Ganoderma atau penyakit busuk pangkal batang sangat membahayakan tanaman kelapa sawit karena dapat mengakibatkan kematian tanaman, sehingga mempengaruhi turunnya hasil produksi.
Bebasnya ratusan ternak lembu tersebut diduga karena kurangnya pengawasan dari pihak managemen perkebunan PTPN IV Unit Tinjowan dalam hal ini Manager Kebun Unit Tinjowan Abdi Henri Sinaga sebagai pimpinan tertinggi di Perkebunan BUMN PTPN IV Unit Tinjowan diduga tidak mampu dalam pengelolaan Tanaman Sawit milik BUMN tersebut sesuai dengan SOP yang telah ditentukan. Pantauan awak media Kamis (16/11/2023) siang, terlihat di Afdeling II ( Dua) 2022 E, ternak lembu tampak masih bebas berkeliaran di sekitar tanaman kelapa sawit belum menghasilkan, Bahkan hewan ternak itu dengan leluasa memakan daun sawit yang masih pendek dan muda. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus dipastikan perkebunan milik Pemerintah ini akan merugi besar dan hasil capaian produksi tak sesuai apa yang diharapkan oleh Perusahaan.
Untuk mendapatkan informasi terkait bebasnya ternak lembu di areal TBM, awak media coba konfirmasi dikantor afdeling namun asisten tidak ditemui di kantor, salah seorang yang mengaku karyawan ketika ditanyai terkait bebasnya ternak lembu diareal TBM, ” Saya tidak tahu terkait itu bang, tanya pak asisten saja mereka yang berwenang terkait hal itu” ucapnya dikantor afdeling.
Asisten Kepala (Askep) PTPN IV Kebun Unit Tinjowan Andrian Mufti dikonfirmasi melalui pesan aplikasi whatshaap terkait hewan ternak yang bebas berkeliaran diareal TBM, β hingga berita ini dipublikasi Askep belum memberikan jawaban. Demikian Manager PTPN IV Unit Tinjowan Abdi Hendri Sinaga walau pesan konfirmasi telah contreng dua tanda pesan telah dibaca Manager PTPN IV Unit Tinjowan tampak bugkam. Dan hal tersebut menjadi pertanyaan besar dimana anggaran perawatan yang dianggarkan oleh PTPN IV dalam bidang perawatan namun perawatan yang dilakukan diduga tidak sesuai juknis sehingga diragukan TBM di PTPN IV Unit Tinjowan akan mengalami penyakit sehingga tidak dapat berproduksi sesuai yang diharapkan. (A.S)