SIMALUNGUN – Pembangunan Proyek drainase rekonstruksi jalan Simpang Nagojor/Tanah Jawa – Jawa Maraja Bah Jambi yang dilakukan pemerintah kabupaten Simalungun sepanjang tahun 2024 dibawah kepemimpinan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga SH terus dilakukan di bidang infrastruktur jalan
Salah satunya drainase jalan yang telah di perbaiki tahun 2024 adalah jalan Simpang Nagojor/Tanah Jawa – jawa Maraja Bah Jambi, Kab.Simalungun provinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya proses pengerjaan proyek rekonstruksi jalan telah mendapatkan sorotan serius dari masyarakat sekitar sehingga proses pengerjaan proyek tersebut sempat dilakukan pembongkaran pasangan akibat tidak sesuai dengan KAK yang telah ditentukan pada pembangunan drainase jalan, namun bukannya menjadikan hal tersebut pembelajaran tapi lagi-lagi proses pengerjaan menuai sorotan dimana pada pembangunan drainase tampak dilakukan tambal sulam.
Proyek pekerjaan pemerintah daerah (Pemda ) kabupaten Simalungun melalui dinas pekerjaan umum dan Tata ruang (PU-TR) kabupaten Simalungun dengan menelan anggaran Rp.11.979.847.760.00.- yang bersumber Dana Bagi Hasil ( DBH Sawit) tahun 2024 dengan kontraktor pelaksana PT. Karya Murni Perkasa, dengan konsultan pengawas Cv. Laura dengan pengawas dari dinas PU – TR Kab. Simalungun, namun pengawasan oleh dinas PU-TR diduga telah terjadi kongkalikong untuk meraup untung besar tanpa mengutamakan kualitas.
Iformasi yang di himpun oleh awak media ini, dari berbagai sumber masyarakat, warga sangat merasa kecewa dengan proyek pembangunan drainase jalan milyaran rupiah tersebut,” Kontraktor hanya memikirkan untung banyak namun kualitas buntung, sungguh miris proyek pembangunan drainase rekonstruksi jalan milyaran rupiah dari dinas pekerjaan umum dan Tata Ruang kabupaten Simalungun ini “keluh warga.
Proyek pembangunan drainase sudah rampung sekitar 60 % tapi sepertinya banyak tambal sulam di berbagai titik.
Dari mulai tambal sulam yang panjang maupun pendek hal tersebut tentunya menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat karena kualitas tidak seperti yang diharapkan.
Warga lainnya yang tidak mau identitasnya disebutkan kepada media ” ia proyek ada tambal sulam, sedang pasangan baru saja kualitasnya kita sangsikan konon tambal sulam, jangan pemborong untung besar kualitas buntung, padahal jalan sudah hampir 30 tahun tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah begitu ada bangunan kok proyeknya asal asalan”, kami berharap Aparat Penegak Hukum (APH) diminta untuk mengusut proyek ini. Tandasnya.
Terkait hal tersebut, awak media mencoba melakukan konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Simalungun Hotbinson Damanik Namun, yang bersangkutan tidak merespons pesan dan pertanyaan yang diberikan oleh pewarta. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Agus Intra Sinaga dikonfirmasi terkait adanya tambal sulam proyek drainase jalan ” Pasangan lama yg masi kuat tidak dibongkar dan tidak dihitung, Kita bayar sesuai volume yg dikerjakan lae. Saya rasa dimanapun ada seperti itu, kalau pasangan masi bagus untuk apa dibongkar.tulis agus menjawab konfirmasi. (A.S)
Editor Redaksi : A01