SUMUT – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golongan Karya (Golkar) Sumatera Utara, berbagai kalangan internal partai tengah mengutarakan pandangan strategis terkait arah kepemimpinan mendatang. Salah satu suara yang menonjol berasal dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ormas MKGR Kabupaten Deli Serdang, Bapak Gandhy Panigoro.
Beliau menekankan pentingnya keseimbangan, loyalitas, dan kedewasaan politik dalam menentukan pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Sumut periode selanjutnya.
Bapak Gandhy memandang Musda ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan momentum strategis untuk memperkuat peran Partai Golkar sebagai penopang pembangunan di Sumatera Utara.
Beliau menegaskan perlunya Golkar Sumut berada di garis depan dalam mendukung dan mengamankan kebijakan-kebijakan strategis Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Bapak M. Bobby Afif Nasution, demi kepentingan rakyat dan kemajuan daerah.
Kehadiran Golkar haruslah sebagai bagian integral dari solusi pembangunan, bukan sebagai entitas yang hanya mengamati dari kejauhan, apalagi berseberangan dengan kebijakan pemerintah.
Menurut Bapak Gandhy, pemimpin Golkar Sumut yang ideal harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap dinamika politik lokal dan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara.
Figur tersebut dituntut mampu menyelaraskan kepentingan lokal dengan kebijakan nasional, serta senantiasa menjunjung tinggi prinsip Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela (PDLT).
Lebih lanjut, pemimpin tersebut harus memiliki kematangan politik dan loyalitas yang teguh, tidak hanya kepada partai, tetapi juga kepada pemerintahan yang sah, terlepas dari afiliasi personal.
Bapak Gandhy selanjutnya menyinggung sosok Bapak Hendriyanto Sitorus, Ketua DPD Golkar Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Bupati aktif, sebagai figur yang berpotensi besar untuk membawa Golkar Sumut bersinergi dengan kepemimpinan Provinsi Sumatera Utara saat ini.
Dukungan terbuka dari DPD Golkar Labuhanbatu Utara terhadap Bapak Hendriyanto dipandang sebagai indikasi kuat bahwa kesadaran kader di tingkat akar rumput telah memahami arah dan kebutuhan politik terkini. Hal ini bukan semata-mata tentang dukungan personal, melainkan tentang siapa yang paling mampu menjaga integritas partai dan relevansinya dengan semangat perubahan yang digagas oleh Pemerintah Provinsi.
Bapak Gandhy juga menyoroti absennya MKGR—organisasi yang berperan penting dalam kelahiran Partai Golkar—dalam struktur kepengurusan DPD Golkar Sumut.
Beliau menilai hal ini sebagai sebuah anomali yang belum pernah terjadi sebelumnya, menunjukkan adanya jarak antara kepemimpinan sebelumnya dengan semangat kolektif dan nilai-nilai kekaryaan yang menjadi landasan partai. Ketiadaan MKGR dalam struktur partai mengindikasikan kurangnya perhatian terhadap kontribusi dan peran kader.
Bapak Gandhy berharap Musda Golkar Sumut akan berlangsung secara demokratis dan terhormat, mengembalikan Golkar kepada jati dirinya sebagai partai kader, partai rakyat, dan penggerak pembangunan. Partai Golkar harus kembali bersatu, berkolaborasi, dan mendukung penuh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mewujudkan kemajuan daerah. (RJ)
Editor Redaksi : A01









