MEDAN – Ratusan Masyarakat Sungai Deli melakukan aksi Mengarungi/ Beranyut pakai ban seadanya sepanjang 3 km, mulai dari Avros Park hingga finish di jalan Kampung Aur saat banjir pada Minggu (7/1/2024).
Koordinator Aksi Masyarakat Sungai Deli Beranyut Mengarungi Sungai sepanjang 3 km, Majid mengatakan bahwa aksi beranyut tersebut merupakan aksi peduli sungai yang diikuti oleh warga Medan Maimun dari Kelurahan Aur, Kelurahan Sei Mati, dan Kelurahan Kampung Baru, serta beberapa dari Medan Johor dan Medan Polonia.
Majid yang juga pelopor utama aksi beranyut menyusuri sungai deli dari Avros hingga Kampung Aur menjelaskan lebih lanjut, bahwa kegiatan tersebut untuk mengajak masyarakat peduli sungai dengan menjaga kebersihan dan melestarikannya.
” Alhamdulillah Kita Masyarakat Sungai Deli hari ini melakukan aksi Beranyut mengarungi Sungai Deli dari Avros hingga nanti finishnya di Kampung Aur. Aksi ini kami lakukan untuk mengkampanyekan dan mengajak masyarakat untuk menjaga keberaihan dan melestarikan sungai sebagai wujud kita masyarakat peduli sungai deli,” ujar Majid.
Majid yang juga merupakan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan daerah pemilihan 5 dari Partai Ummat ini, mengajak Masyarakat Sungai Deli untuk mendukung program Pemerintah Kota Medan dengan tidak membuang sampah di sungai.
“Jadi Aksi Kami ini juga untuk mengkampanyekan dan mengajak masyarakat untuk tidak buang sampah disungai, kita dukung program pemerintah dengan mengajak warga tidak lagi buang sampah di sungai,” Jelas Majid yang juga asli anak bantaran sungai deli.
Selain itu, Majid juga menyayangkan disepanjang menyusuri Sungai Deli banyak terlihat pohon-pohon dipinggiran sungai habis ditebangi yang bisa berdampak terjadinya erosi dan abrasi sehingga dikhawatirkan suatu saat bisa saja terjadinya longsor yang dapat menyeret rumah warga saat banjir besar terjadi.
” Alhamdulillah, tadi kita sudah mengarungi Sungai Deli pakai ban lebih kurang sepanjang 3 km dimulai dari Avros Park hingga Finish di Kampung Aur. Kita sangat menyayangkan tidak adanya lagi pohon-pohon di pinggir sungai, padahal pohon tersebut bisa menjadi penopang untuk menghindari terjadinya longsor atau abrasi akibat derasnya arus sungai saat banjir yang berdampak bmrumah warga bisa saja terseret arus air banjir, ” ungkap Majid usai sampai finish di Kampung Aur.
Sementara itu, dari Tim SAR Rescue Aksi Beranyut Masyarakat Sungai Deli Budi Bahar Young mengapresiasi antusias masyarakat di bantaran sungai deli yang saling mendukung, Budi melihat mulai dari Lampu 1 Kelurahan Kampung Baru hingga Kelurahan Sei Mati dan Aur ramai warga menyaksikan aksi beranyut tersebut dan ikut bergabung beranyut dari lingkungannya hingga ke finish.
Budi yang merupakan aktivis lingkungan sungai dari Laskar Bocah Sungai Deli (Labosude) menjelaskan lebih lanjut bahwa ia dan tim Labosude ikut aksi peduli sungai dengan memakai perahu karet, sebagai tim SAR kita membantu sebagai pendamping untuk memantau dan mengamankan serta mengevakuasi jika ada warga atau peserta yang terluka ataupun tidak tahan beranyut sepanjang perjalanan.
” Ya, kita dari Labosude mengapresiasi semangat dan antusias masyarakat untuk ikut Aksi Beranyut sebagai wujud peduli sungai deli, Kita tim Rescue atau Tim SAR untuk membantu, mamastikan keamanan peserta ngarung sungai, jika ada peserta beranyut yang tidak tahan pakai ban atau terluka sepanjang perjalanan akan kita evakuasi ke perahu, ” jelas Budi.
Budi juga menyayangkan adanya pengrusakn penghijauan disungai. Ia mengatakan sepanjang mengarungi sungai deli dia melihat tidak ada lagi pohon dipinggiran sungai.
Syafri Tanjung salah satu warga yang ikut aksi beranyut pakai ban dari Kampung Aur menyatakan terimakasihnya kepada panitia penyelenggara yang juga ikut mengkampanyekan kelestarian Sungai Deli.
Pak Icap sapaan akrab Syafri Tanjung, mendukung penuh ajakan untuk tidak membuang sampah di Sungai Deli. Ia menegaskan bahwa sungai itu bukan tempat pembuangan sampah ataupun limbah.
” Alhamdulillah kita senang bisa ikut aksi beranyut, ini wujud kita peduli kelestarian sungai deli. Saya mendukung ajakan dari bang Majid dan Panitia untuk tidak Buang sampah disungai karena dapat merusak dan mencemari kebersihan sungai,” ungkapnya.
Syafri Tanjung yang juga pelopor Bank Sampah di Kelurahan Aur mengajak masyarakat untuk mengolah sampah jadi duit.
” Bapak ibu, dari pada sampah-sampah kita buang ke Sungai lebih baik kita olah menjadi duit, tukarkan sampah anda melalui Bank Sampah agar dapat tambahan keuangan, ” ajak Syafri Tanjung yang juga pendiri Komunitas Peduli Anak (KOPA). (RZ)