ANEWS Chanel, Minggu (26/11/2023).
Manusia merupakan makhluk sosial yang dibekali dengan jiwa sosial yang tinggi. Jiwa sosial dalam hal ini berarti jiwa sosial untuk senantiasa membantu satu sama lain. Hal itu tentunya bersesuaian dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial dimana ia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainya.
Sosial dapat di artikan dengan saling tolong menolong, saling membantu dan saling menyayangi. Jiwa sosial itu bisa kita curahkan kepada orang tua, saudara, teman, maupun orang lain.
Roberton Nainggolan atau yang akrab disapa Bang RN, adalah Seorang Pemimpin Desa yang memiliki kepekaan, jiwa sosial yang dimilikinya cukup diakui banyak orang.
BACA JUGA : Bang RN Bersama Bang BD Bersinergi Hadiri Perayaan Hari Guru Di SMP Negeri 2 Hatonduhan.
Hal itu terlihat, bagaimana disaat dirinya diminta untuk membantu seseorang yang membutuhkan pertolongan, Bang RN, didampingi Babinsa Sertu Jonni Hasibuan dan Kapospol Hatonduhan Aiptu YW Nainggolan langsung tanggap bahkan turun langsung untuk memberikan bantuan kepada orang memintanya.
Dijelaskan, “Setiap orang yang dilahirkan di dunia pasti tak luput dari salah dan lupa. Hal ini sudah manusiawi. Dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang sudi menyesali perbuatan buruknya secara sungguh-sungguh, lalu belajar untuk tidak mengulanginya. Dan alangkah baiknya ketika seseorang mampu bersedih hati karena merenunginya kesalahannya, kemudian ia berjanji untuk tidak pernah mengulangi kesalahannya serupa.
Sayangnya ada juga orang yang melakukan kebaikan, tetapi ia tertipu dengan kebaikannya sendiri. Ia seakan-akan sudah melakukan perbuatan yang sangat mulia sementara hal tersebut malah menyebabkan berlaku pongah dan riya. padahal setiap perbuatan baik sebenarnya tidak menjamin seseorang untuk masuk surga kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi, karenanya jangan pernah kita merasa aman dengan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan. Kata Bang RN.
“Agar kita tidak terkecoh dengan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan. Apabila kita melakukan sesuatu kebaikan maka segera lupakan. Ingatlah berbagai perbuatan sia-sia yang justru lebih banyak kita kerjakan. Lebih-lebih perbuatan yang boleh mendatangkan dosa. hal ini dimaksudkan untuk melatih keikhlasan hati kita bahwa kita beribadah hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukan karena hal lainnya. Terangnya lagi.
“Dengan melakukan hal-hal tersebut niscaya kita akan mampu mengendalikan kecongkakan hati kita di hadapan siapapun. Bahkan kita tidak akan gampang merasa puas dengan beragam amal baik yang telah kita kerjakan.
“Jika kita terlepas menghitung pahala tetapi melupakan dosa-dosa maka kita menjadi orang tertipu terhadap amal kita sendiri”. Itulah sebabnya kita sesungguhnya tak perlu sibuk mengkalkulasi pundi-pundi pahala atau tertipu oleh perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Usahakan bahwa setelah beramal kita selalu menyerahkannya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai zat yang maha bijak biarkanlah saja Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatur pahala kita secara adil.
“Sebaiknya agar tidak terjebak dan tertipu dengan kebaikan yang telah kita perbuat, mestinya sudi mengkalkulasi dosa-dosa yang mungkin telah kita kerjakan. Ingatlah bahwa kesalahan atau dosa yang menyebabkan kita bersedih itu jauh lebih baik daripada kebaikan yang justru menjadikan kita berlaku sombong. Kata Bang RN, Pangulu Nagori Buntu Turunan, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun.
Reporter : A.01